-->

Proposisi dalam Ilmu Sosial dan Pandangan Para Tokoh

Oleh : Muhammad Rizki Mulyanudin (Ilmu Administrasi Publik Unpad 2017)

Proses sosial antar Mahasiswa adalah hal yang diharapkan terjadi dalam mata kuliah TPB.


Interaksi sosial sangat berguna untuk memahami berbagai budaya suku bangsa di Indonesia.

Baca Juga

Di zaman ini adanya telepon sangat membantu terjadinya kontak sosial di Masyarakat. 


Teori Konflik 
Karl Marx (Stephen K. Sanderson, 1993:12-13) berpendapat bahwa bentuk bentuk konflik yang terstruktur antara berbagai individu dan kelompok muncul terutama melalui terbentuknya hubungan-hubungan pribadi dalam produksi. Jadi teori konflik menurut Karl Marx ini maksudnya adalah selama dalam suatu masyarakat ada kaum pemilik modal maka akan selalu terjadi konflik dengan kaum buruh. Teori ini lebih terlihat materialis dibandingkan idealis. 

R. Collins (Stephen K. Sanderson, 1993:13), Weber meyakini bahwa konflik terjadi dengan cara yang jauh lebih dari sekedar kondisi kondisi material. Jadi teori konflik menurut Weber ini mengatakan bahwa konflik akan selalu terjadi, tidak terbatas oleh adanya kaum kapitalis dan sosialis saja. Karena semua orang memiliki sifat alami untuk memenuhi kepentingan pribadinya, baik ekonomi, politik, maupun gagasan dan cita cita. 

Lewis A. Coser (Margaret M. Poloma, 1992:103) mengakui bahwa beberapa susunan structural merupakan hasil perserujuan dan consensus, yang menunjukkan pada proses lain yaitu konflik sosial. Jadi teori konflik menurut Lewis A. Coser maksudnya adalah konflik akan selalu terjadi karena setiap keputusan tidak selalu disetujui semua pihak. 

Ralf Dahrendorf (Margaret M. Poloma, 1992::45) menggunakan teori perjuangan kelas Marsian untuk membangun teori kelas dan pertentangan kelasnya dalam masyarakat industry kontemporer. Jadi teori konflik menurut Ralf Dahrendorf ini mengatakan bahwa kelas yang memicu konflik bukan hanya kelas pemilik modal seperti yang dikemukakan Karl Marx saja. Melainkan para pemilik kekuasaan juga, yang memiliki keabsahan secara Institusional. 

Teori Struktural Fungsional 
Malinowski (Daud, 1992: 18), structural-fungsional adalah satu pola perhubugan di dalam satu unit sosial yang stabil dan memiliki identitas tersendiri. Jadi maksudnya adalah setiap pola kebudayaan memiliki fungsinya masing masing. Sehingga sangat penting keberadaanya di Masyarakat. Pola kebudayaan tersebut lahir dari kebutuhan dasar tiap individu yang meuntut adanya kebutuhan kebudayaan. Yang dari pola pola itu lah lahir lembaga lembaga yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para individu. Seperti lembaga perkawinan, ekonomi dll. Salah satu lembaga yang penting dan mendasar adalah keluarga.

Redcliffe-Brown “On social structure” (1980: 220) mengatakan bahwa; struktur sosial itu hanya dapat dilihat dalam kenyataan yang konkrit dan dapat diamati secara langsung karena struktur itu terdiri dari (a) semua hubungan sosial yang terjadi antar individu dengan individu lainnya (b) adanya perbedaan antar idividu yang satu dengan yang lainnya serta kelas sosial di antara mereka sebab mengikuti peranan sosial yang dimainkan oleh mereka. Penjelasan nya adalah kehidupan sosial adalah suatu komunitas yang memiliki fungsi terhadap struktur sosial dengan fungsi utama menjaga kehidupan sosial tersebut secara keseluruhan. Struktur sosial itu sendiri adalah sebuah bentuk konkret dari sebuah jaringan hubungan sosial. Yang dibangun atas dasar kedudukan kedudukan sosial yang berbeda. 

Teori Interaksi Simbolik 
Menurut Blumer (George Ritzer,1985:61) Istilah interaksionisme simbolik menunjukan kepada sifat khas dari interaksi antar manusia. Jadi maksudnya adalah setiap manusia yang berinteraksi selalu memberikan “makna” tertentu terhadap lawan bicaranya. Hal ini tergantung pada siapa dirinya berinteraksi. Seperti hal nya Interpretasi diantara stimulant dan respon.

Disamping itu menurut Blumer (Margaret M. Poloma, 1992:277), tindakan-tindakan bersama yang mampu membentuk struktur atau lembaga itu hanya mungkin disebabkan oleh interaksi simbolis, yang dalam menyampaikan makna menggunakan isyarat dan Bahasa. Artinya adalah isyarat dan bahasa sangat berperan penting disini. Selama isyarat dan bahasa tersebut telah disepakati makna nya. 

Selain itu Blumer dalam membahas teorinya tentang interaksionisme simbolik (Karl J. Veeger 1992:95-96) melukiskan mind (pikiran manusia) sebagai salah satu cara bertindak manusia yang berlangsung di dalam diri individu. Jadi maksudnya adalah mind ini sebagai salah satu proses Interpretasi seperti yang dikatakan di pendapat sebelumnya. Dimana kita berbicara dengan diri kita sendiri sebelum berinteraksi. Dan telah disepakati jika mind ini memiliki corak sosial. 

Menurut Mead (Karl J. Veeger 1992:97), isyarat merupakan simbol yang mengandung arti tertentu. Maksudnya adalah manusia tidak pernah beraksi pasif dan mekanis jika dihadapkan pada hal hal yang berbau sosial. Seperti dalam teori lain yang diungkapkan oleh Mead bahwa dalam diri seseorang terdapat “Me” dan “I”. Dimana “Me” adalah diri kita yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Dan “I” adalah diri kita yang selalu merasa bebas dan memiliki hasrat. 
Teori Pertukaran 

Menurut Homans (1961:13) teori ini “membayangkan perilaku sosial sebagai pertukaran aktivitas,nyata atau tak nyata, dan kurang lebih sebagai pertukaran hadiah atau biaya, sekurang-kurangnya antara dua orang”. Intinya adalah sesorang akan melakukan sesuatu hal jikalau dia mendapatkan yang ia inginkan. Terlebih jika dia merasa puas dengan hasil pertukarannya maka besar kemungkinan dia akan melakukan nya kembali. 

Bagaimana teori tsb dapat menjelaskan dalam realita kehidupan masyarakat dan diamika birokrasi di Indonesia 

Teori konflik sudah beberapa kali terbukti dan terjadi di Indonesia. Antara lain yang melahirkan perubahan sosial, pergerakan sosial, kajian ilmu politik dan struktur kekuasaan dalam pemerintahan baru seperti Proklamasi 17 Agustus 1945, Dekret Supersemar 11 Maret 1966, dan Kerusuhan Mei 1998. 

Teori structural fungsional juga telah terealisasi dan bersumbangsih banyak terhadap kehidupan masyarakat dan birokrasi di Indonesia. Seperti dalam hal kajian mengenai organisasi formal, pembuatan kebijakan sosial, dan manajemen. Di bidang kesehatan antaranya Asuransi Kesehatan atau (Askeskin). Serta di bidang pendidikan yaitu Bantuan Oprasional Sekolah (BOS). 

Begitu pula teori interaksi simbolik, telah terbukti dan terjadi di Indonesia. Terutama dalam hal kajian mengenai pendidikan terapan, prosedur di ruang persidangan, dan terapi secara psikologi yang sedang marak terjadi di Indonesia saat ini. Terlebih dalam hal dunia birokrasi saat ini simbolik para pejabat sangat diperhatikan. Seperti isyarat dan bahasa nya, yang ditujukan untuk mengetahui makna sesungguhnya pejabat tersebut. 

Untuk teori pertukaran implikasi di masyarakat nya memang telah berlangsung sejak dahulu tanpa kita. Seperti dalam jual-beli, jasa dan dan hal kecil seperti waktu dan perhatian. Namun untuk Birokrasi di Indonesia mungkin agak miris. Karena realita yang saya lihat teori pertukaran justru diterapkan dalam hal politik transaksional. Dimana partai politik pengusung calon meminta imbalan jatah kursi parlemen kepada calon terpilih. Dan hampir telah terjadi di seluruh Pemilu di Indonesia dari Pilkada hingga Pemilu Presiden.

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel