-->

Perbandingan Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan

Oleh : Muhammad Rizki Mulyanudin (Administrasi Publik Unpad Angkatan 2017) 


Segi/aspek

Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Pembangunan Berkelanjutan

Filosofis

Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan terencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup manusia.

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan” (Keeble, 1988).

Pendekatan

Prinsip polluter pays principle adalah pendekatan yang diterapkan sebagai kebijakan pemerintah dalam pembangunan. Prinsipnya yaitu siapa yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran pada komponen lingkungan, harus melakukan upaya untuk menebusnya/membayarnya.

Pertama, konsep tentang kebutuhan atau needs yang sangat esensial untuk penduduk miskin dan perlu diprioritaskan. Kedua, konsep tentang keterbatasan atau limitation dari kemampuan lingkungan untuk memenuhi generasi sekarang dan yang akan datang. Untuk itu diperlukan pengaturan agar lingkungan tetap mampu mendukung kegiatan pembangunan dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia (Hadi, 2001)

Sasaran

Pengelolaan lingkungan hidup harus mempunyai sasaran yang tepat. Sasaran pengelolaan lingkungan hidup dapat diuraikan sebagai berikut:

a. tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup;

b. terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindakan untuk melindungi dan membina lingkungan hidup;

c. terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;

d. tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup;

e. terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana;

f. terlindungnya NKRI terhadap dampak usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan perusakan lingkungan hidup.

Dalam World Summit on Sustainable Development (Wynberg, 2002):  mendeklarasikan  tiga cakupan program pembangunan berkelanjutan (PB):

1. Memberantas kemiskinan – terutama bagi mereka berpendapatan < US$1/kapita/hari, tidak mendapatkan pendidikan, kesehatan, air bersih .

2. Merubah pola produksi dan konsumsi yang tidak sustainable, terutama di DCs untuk mengurangi penggunaan SDA dan enerji, serta pembuangan limbah dan polusi

3. Melindungi dan mengelola SDA penunjang sistem kehidupan serta lingkungan agar mampu menopang pembangunan secara berlanjutan.

 

Karakteristik dan dukungan disiplin ilmu

Dimensi lingkungan dalam pembangunan adalah menciptakan keadilan intern generasi dan menjaga keselarasana hubungan manusia dengan lingkungan. Dimensi ini sangat penting karena akan berkaitan dengan dampak pembangunan terhadap lingkungan, baik dampak negatif ataupun dampak positif.

1. Economically viable: pembangunan ekonomi yang dinamis.

2. Socially-politically acceptable and culturally sensitive: pembangunan yang secara sosial politik dapat diterima serta peka terhadap aspek-aspek budaya.

3. Environmental friendly: ramah lingkungan.


Daftar Pustaka

Hadi, S. P. (2001). Dimensi lingkungan perencanaan pembangunan. Gadjah Mada University Press.

Keeble, B. R. (1988). The Brundtland report:‘Our common future’. Medicine and War, 4(1), 17-25

Serageldin, I. (1996). Sustainability and the Wealth of Nations. In International Conference on Environmentally Sustainable Development 1995: World Bank). World Bank.

WCED, S. W. S. (1987). World commission on environment and development. Our common future, 17, 1-91.

Wynberg, R. (2002). A decade of biodiversity conservation and use in South Africa: tracking progress from the Rio Earth Summit to the Johannesburg World Summit on Sustainable Development. South African Journal of Science, 98(5), 233-243.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel