Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)
Oleh : Dr. Arif Zulkifli Nasution
Latar belakang lahirnya pemikiran model pembangunan berkelanjutan didasari oleh beberapa permasalahan yang mulai muncul di Masyarakat. Antara lain: kemiskinan yang tak kunjung berakhir, bagi para golongan masyarakat miskin yang tidak memiliki daya dan upaya untuk meningkatkan taraf kehidupannya karena tidak adanya saran pendukung seperti kesehatan, pendidikan, dan bantuan perekonomian. Selain itu kekhawatiran akan eksploitasi SDA yang tidak terkendali juga mendorong lahirnya pemikiran ini. Sehingga diperlukan adanya pola produksi dan konsumsi baru yang dapat lebih memperhatikan lingkungan. Diharapkan dengan pola tersebut akan lahir pembangunan yang bersifat berkelanjutan sehingga apa yang kita rasakan saat ini masih dapat dirasakan oleh generasi-generasi berikutnya. Demi mewujudkan hal tersebut diperlukan intervensi pemerintah yang dalam hal ini dengan cara menjaring sebanyak mungkin stakeholder yang ada dengan prinsip public private partnership (Wynberg, 2002).
Dengan banyaknya negara yang mengalami permasalahan yang sama dan dengan melalui berbagai konsensus-konsensus yang ada, lahirlah istilah Pembangunan Berkelanjutan yang dikemukakan oleh Commision On Environment And Development (Burtland Commision) dalam laporannya Our Common Future pada tahun 1987. Tepat setelah lahirnya istilah tersebut muncul berbagai pandangan tentang pembanguna berkelanjutan ini. Ada yang berpendapat bahwa pembangunan berkelanjutan adalah pemenuhan kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan generasi selanjutnya (WCED, 1987), ada juga yang berpendapat pembangunan berkelanjutan adalah total modal sosial, ekonomi, lingkungan, budaya, politik, personal yang ditranfer dari satu generasi ke generasi minimal sama (Serageldin, 1996), dan terakhir ada pula yang berpendapat tidak boleh mengorbankan dalam pembangunan terutama triple bottom line: ekonm, sosial, dan lingkungan.
Dari berbagai pandangan tersebut lahirlah dua konsep utama yang menjadi inti dalam model pembangunan berkelanjutan Pertama, konsep tentang kebutuhan atau needs yang sangat esensial untuk penduduk miskin dan perlu diprioritaskan. Kedua, konsep tentang keterbatasan atau limitation dari kemampuan lingkungan untuk memenuhi generasi sekarang dan yang akan datang. Untuk itu diperlukan pengaturan agar lingkungan tetap mampu mendukung kegiatan pembangunan dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia (Hadi, 2001)
Adapun dimensi dimensi dalam konsep tersebut terdiri dari dimensi ekonomi yang mewakili pembangunan ekonomi yang bersifat dinamis, lalu dimensi sosial politik dan budaya yang memandang pembangunan secara sosial dan politik harus dapat diterima serta sesitif terhadap aspek-aspek budaya yang ada, dan terakhir dimensi lingkungan yang menjadi pembeda model pembangunan ini dengan model pembangunan lainnya. Memandang sebuah pembanguna harus bersifat ramah lingkungan.
Terakhir, demi terlaksananya model pembangunan berkelanjutan ini sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan diharapkan maka diperlukan prinsip-prinsip untuk menjaminnya. Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ini meliputi prinsip-prinsip kehidupan yang berkelanjutan, terdiri dari:
1. menghormati dan memelihara komunitas kehidupan
2. memperbaiki kualitas hidup manusia
3. melestarikan daya hidup dan keragaman bumi
4. menghindari sumber-sumber daya yang tidak terbarukan
5. berusaha untuk tidak melampaui kapasitas daya dukung bumi
6. mengubah sikap dan gaya hidup orang perorang
7. mendukung kreatifitas masyarakat untuk memelihara lingkungan sendiri
8. menyediakan kerangka kerja nasional untuk memadukan upaya pembangunan pelestarian
9. dan menciptakan kerjasama global
Daftar Pustaka
Hadi, S. P. (2001). Dimensi
lingkungan perencanaan pembangunan. Gadjah Mada University Press.
Keeble, B. R. (1988). The
Brundtland report:‘Our common future’. Medicine and War, 4(1), 17-25
Serageldin, I. (1996).
Sustainability and the Wealth of Nations. In International Conference on
Environmentally Sustainable Development 1995: World Bank). World Bank.
WCED, S. W. S. (1987). World
commission on environment and development. Our common future, 17, 1-91.
Wynberg, R. (2002). A decade of biodiversity conservation and use in South Africa: tracking progress from the Rio Earth Summit to the Johannesburg World Summit on Sustainable Development. South African Journal of Science, 98(5), 233-243.