-->

SISTEM EKONOMI LIBERAL MENURUT SUDUT PANDANG ISLAM


MAKALAH TAHAP PERSIAPAN BERSAMA

SISTEM EKONOMI LIBERAL MENURUT SUDUT PANDANG ISLAM

MAKALAH INI DISUSUN SEBAGAI SYARAT MENYELESAIKAN TUGAS MATA KULIAH TPB

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD RIZKI MULYANUDIN (170110170043)


UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
JATINANGOR
2017 


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, dengan ini penyusun mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, dan hidayah-Nya kepada kita. Karena tanpa ridho dari-Nya penyusun tidak bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Ekonomi Liberal menurut Sudut Pandang Islam” ini sebagaimana mestinya.

Selain itu penyusun pun ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah tujuan pembangunan berkelanjutan ini. Baik dalam memberikan saran dan masukan, maupun bantuan lainnya. Terutama bagi para dosen yang memberikan pengajaran dan pemahaman mengenai makalah ini.

Penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan dari makalah yang penyusun susun ini. Baik dari konten maupun sistematika penulisannya. Oleh sebab itu penyusun bersifat terbuka apabila ada saran dan masukan. Atas perhatian dan tanggapan pembaca penyusun ucapkan terima kasih.

Jatinangor, 13 Desember 2017



Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR I

DAFTAR ISI II

BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penelitian 2
D. Manfaat Penelitian 2

BAB II : PEMBAHASAN 3
A. Definisi Sistem Ekonomi Liberal 3
B. Kekurangan Sistem Ekonomi Liberal 5
C. Pandangan Islam terhadap Sistem Ekonomi Liberal 6
D. Solusi Islam untuk Mengatasi Kekurangan Sistem Ekonomi Liberal 8

BAB III : PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11

BAB I 
PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 
Menurut Wikipedia, liberalisme atau liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Adapun ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu ekonomi klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats. Sistem ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan (proses) alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi liberal klasik. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan penamaan paham tersebut sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi (globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi bergerak kearah menuju pasar bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam era globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme. Jadi intinya sistem ekonomi liberal adalah kebalikan dari ekonomi sosialis atau bahkan yang mendorong terlahirnya ekonomi sosialis itu sendiri.

Sedangkan Islam sendiri adalah sebuah agama yang mengajarkan keseimbangan antara kehidupan duniawi dan akhirat yang bertujuan untuk mendapat rahmat dari Allah SWT yang merupakan sebuah kebenaran yang haqiqi. Jika dilihat dari pengertian liberalisme dan ekonomi liberal diatas, terlihat jelas bahwa liberlisme hanya condong pada materi yang bersifat duniawi. Sehingga tidak selaras dengan ajaran yang diajarkan oleh agama islam itu sendiri. Bahkan dalam penerapannya sistem ekonomi liberal ini justru menambah kesenjangan ekonomi yang ada. Oleh sebab itu, perlu adanya pembedahan lebih lanjut mengenai masalah ini. Guna mendapatkan sebuah solusi yang berkelanjutan terutama menurut sudut pandang agama islam yang merupakan sebuah kebenaran yang haqiqi. Sehingga pengurangan kesenjagan ekonomi yang merupakan salah satu tujuan pembanguna berkelanjutan dapat terwujud. Hal ini lah yang melatar belakangi penulis untuk mengangkat masalah ini menjadi tema yang akan dibahas dalam makalah ini. 

B. Rumusan Masalah 
1. Apa itu ekonomi liberal? 
2. Apa saja kekurangan dari ekonomi liberal? 
3. Bagaimana pandangan islam terhadap sistem ekonomi liberal? 
4. Apa solusi islam untuk mengatasi kekurangan dari ekonomi liberal? 

C. Tujuan Penelitian 
1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai ekonomi liberal. 
2. Untuk mengetahui kekurangan apa saja dari ekonomi liberal. 
3. Untuk mengetahui pandangan islam terhadap sistem ekonomi liberal. 
4. Untuk menemukan solusi mengatasi kekurangan dari ekonomi liberal menurut perspektif islam. 

D. Manfaat Penilitian 
1. Bagi penulis, mendapat pemahaman lebih dalam mengenai ekonomi liberal, kekurangan yang dimilikinya dan pandangan serta solusi untuk mengatasi kurangannya menurut perspektif islam. 
2. Bagi pembaca, mendapat bahan referensi tambahan jikalau akan melakukan penelitian lanjutan ataupun yang berhubungan dengan masalah ini. 
3. Bagi masyarakat, membantu mengurangi kesenjangan ekonomi yang merupakan salah satu dari tujuan pembangunan berkelanjutan. 
4. Bagi pemerintah, mendapat pertimbangan lebih dan solusi jika ingin menerapkan sistem ekonomi liberal di Indonesia. 


BAB II 

PEMBAHASAN 

A. Definisi Sistem Ekonomi Liberal 
Sistem ekonomi liberal berasal dari sebuah model yang bernama model Anglia. Dinamakan demikian, ialah untuk menghormati para ahli ekonomi klasik dan neo-klasik Inggris dan juga Scotish yang pertama kali membuatnya. Dalam model ini semua modal milik pribadi. Perusahaan dijalankan oleh pengusaha pemilik untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya. Tak ada perusahaan ataupun rumah tangga konsumsi yang dapat memengaruhi harga, yang artinya merupakan sebuah pasar persaingan sempurna. Harga bergerak bebas. Buruh tidak terorganisir dan faktor produksi lain mendapat balas jasa dari pasar. 

Seiring berjalannya waktu sistem ekonomi liberal saat ini sudah mengalami perubahan yang signifikan dari model awalnya yaitu model Anglia. Hal ini terlihat dari ciri-ciri perusahaannya yang besar-besar, tidak kecil-kecil seperti saat model Anglia, atau berasosiasi untuk mencapai kepentingan bersama baik melalui aspek ekonomi ataupun politik. Hal ini dapat terjadi karena pada abad sembilan belas terjadi sebuah kemajuan teknologi yang pesat. Sehingga kecenderungan untuk mendapat untung menjadi besar atau bahkan sangat besar. Dan untuk mengurangi persaingan yang terjadi dibentuklah sebuah asosiasi-asosiasi. 

Hal- hal yang erat kaitannya dengan sistem ekonomi liberal : 
1) Milik Pribadi, Hak Milik dan Pengaturan. 
Dalam perusahaan ini terdapat banyak pemilik yang tersebar diseluruh tempat dan pengurus hanya terdiri dari sekelompok kecil orang saja. Sehingga pemilik tidak memiliki tanggung jawab pengaturan dan pengurus bukan lah orang yang menerima keuntungan dan menanggung kerugian perusahaan. Sehingga pengurus harus bekerja se-efisien dan se-efektif mungkin jika tidak ingin digeser posisinya oleh pemilik perusahaan. 

2) Laba, dan sasaran lainnya. 
Mungkin kita selalu mengira bahwa tujuan utama perusahaan dalam sistem ekonomi liberal adalah untuk mendapatkan laba yang semaksimal mungkin. Namun sebenarnya tujuan awal mereka adalah untuk mendapat laba yang wajar saja. Tetapi dengan adanya pesaing lain, mereka dituntut untuk mempertahankan pasar. Sehingga mereka perlu mendapatkan laba yang sebesar-besarnya. Adapun faktor lain yang mendorong untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya antara lain usia perusahaan dan tingkat agresifitasnya. 

3) Tak ada alasan untuk menganggap bahwa sikap rumah tangga konsumsi atau kemerdekaan memilih yang dimilikinya akan berbeda antara sistem ekonomi liberal yang maju dan Anglia. 

4) Persaingan. 
Jelas dalam sistem ekonomi ini persaingan tak bisa dipisahkan. Seperti persaingan dalam hal mutu barang, syarat penjualan, syarat penyerahan, dan lain hal yang tidak berhubungan dengan harga. Namun terkadang pasar persaingan sempurna ini tidak terwujud karena adanya perusahaan-perusahaan yang dinasionalisasi. Sehingga pereonomian tumbuh tidak ekonomis dan munculnya masalah politik dan ekonomi lainnya. 

5) Harga yang menjalankan fungsinya. 
Dalam hal ini fungsinya adalah yang sama seperti saat masa model Anglia. 

Yaitu untuk menyampaikan informasi untuk melakukan keputusan, ekonomi, dan merupakan suatu sumber langsung atau tidak langsung bagi pendapatan perorangan dan perusahaan. Dalam menjalankan fungsinya harga dituntut untuk selalu fleksibel. Karena sangat penting dalam penyesuaian alokasi sumber yang timbul akibat adanya permintaan dan penawaran. Jika tidak fleksibel, harga dapat mengganggu kecepatan penyesuaian terhadap gejolak yang terjadi atau perubahan sasaran sosial.

B. Kekurangan Sistem Ekonomi Liberal 
1) Pasar dan Pemerataan 
Karena tidak bersifat pribadi, dan berorientasi pada uang, menyebabkan mekanisme pasar seakan-akan buta dan hanya memberikan sedikit perhatian terhadap pembagian penghasilan. Sistem ekonomi ini memberikan peluang kepada para pemilik bakat untuk popular di Masyarakat dan mengembangkan bakat mereka, namun pemilik lah yang mendapat keuntungan laba yang sebesar-besarnya. Bahkan lebih buruk lagi sistem ekonomi ini dapat membuat seseorang yang tidak bersalah jatuh miskin. Sehingga menyebakan kesenjangan ekonomi semakin besar di Masyarakat. 

2) Kelemahan Desentralisasi 
Seperti yang kita ketahui sistem ekonomi liberal memiliki kelebihan dalam menyeimbangkan penawaran dan permintaan pasar untuk produk-produknya. Tapi sistem ekonomi liberal sendiri kurang bisa diharapkan dalam menciptakan keseimbangan ekonomi makro. Karena kecenderungan nya yang mendorong terjadinya flukruasi harga dan menyebabkan ketidakseimbangan dalam pasar tertentu. Seperti ketidakseimbangan pada pasar tenaga kerja yang dapat menyebabkan pengangguran dsb. 

Sebab dari semua hal ini adalah desentralisasi, karena dengan adanya desentralisasi setiap perusahaan memiliki otonomi nya masing-masing dalam mengatur pengeluaran dan tabungan. Sehingga tindakan kecil yang berbeda-beda ini menyebabkan sebuah gelombang yang besar yang dapat menyebabkan kemunduran, kemakmuran atau depresi, inflasi atau deflasi kecuali adanya tindakan dari pemerintah 

Depresi, pengangguran, inflasi, dan pertumbuhan yang lambat merupakan masalah terserius yang disebabkannya. Karena dengan desentralisasi ini perusahaan memiliki kacamatanya masing-masing sehingga bersifat lebih hati-hati dalam mengambil keputusan. Sehingga menyebabkan tertundanya inovasi dan investasi, melemahkan kemajuan teknologi, mengurangi tingkat pertumbuhan, dan meningkatkan pengangguran dalam peekonomian secara keseluruhan. Sehingga panggung yang telah disediakan akan selalu kental akan pesimisme. 

3) Kelemahan dalam Pencarian Laba 
Dalam pencarian sering terjadi masalah-masalah, meskipun pasar yang menjadi tempat persaingan itu sendiri cenderung terlihat wajar. Yang paling sering terjadi adalah penipuan baik yang secara kasar atau halus, dan berbagai bentuknya seperti yang telah diketahui umum. Sehingga menyebabkan penjual yang satu akan mencoba untuk lebih cermat untuk menarik pembeli dari penjual lannya. Begitu pun seterusnya, hingga menyebabkan penjual jujur semakin berkurang. Salah satu contohnya penipuan konsumen yang sering kita lihat di Televisi yaitu iklan. 

4) Kelemahan Milik Pribadi dalam Produksi 
Dalam kepemilikan pribadi terkadang terdapat sebuah pemikiran untuk memperkaya diri selagi bisa. Hal ini lah yang menjadi masalah, karena terkadang tujuan ini sering disamarkan dengan istilah produktif. Sehingga tidak dapat dibedakan mana tujuan yang benar-bernar produktif dan memperkaya diri. Masalah ini harus segera diatasi karena terkadang tindakan eksploitasi selalu tidak efisien. Sehingga mendorong kerusakan lingkungan yang bisa berdampak pada generasi selanjutnya. 

C. Pandangan Islam terhadap Sistem Ekonomi Liberal 
Masalah ekonomi adalah suatu hal yang akan selalu dihadapi manusia dalam hidupnya. Karena terkadang untuk memenuhi kebutuhan yang kita butuhkan tidak selalu mudah. Akan selalu ada halangan, rintangan, dan masalah seperti yang kita hadapi dalam sistem ekonomi liberal saat ini. Dimana hak-hak perseorangan dan kepentingan bersama tidak mendapat perhatian khusus. Berbanding terbalik dengan agama islam yang memprioritaskan keseimbangan antara hak masyarakat dan hak individu. Agar tercipta masyarakat yang dalam rangka meningkatkan taraf ekonomi nya tetap memperhitungkan masalah rohani dan moral. Karena sesungguhnya Allah sangat mengutuk bagi setiap manusia yang hanya memikirkan kehidupan dunia. Sebagaimana firman Allah SWT : 


فَأَعْرِضْ عَنْ مَنْ تَوَلَّىٰ عَنْ ذِكْرِنَا وَلَمْ يُرِدْ إِلَّا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا 


ذَٰلِكَ مَبْلَغُهُمْ مِنَ الْعِلْمِ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اهْتَدَىٰ 


Artinya : 
Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami, dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi. Itulah sejauh-jauh pengetahuan mereka. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang paling mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pulalah yang paling mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. 
(Q.S. An-Najm [53]: 29-30) 


إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُون 


أُولَٰئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونََ 


Artinya : 
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan. 
(Q.S. Yunus [10]: 7-8) 

Adapun yang Allah ingin kan adalah seorang hamba yang dapat menyeimbangkan kedua konsepsi kehidupan tersebut. Sebagaimana firman Allah SWT : 

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ 


Artinya : 
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". 
(Q.S. Al-Baqarah [2]: 201) 

D. Solusi Islam untuk Mengatasi Kekurangan Sistem Ekonomi Liberal 
Untuk memenuhi kekurangan yang dimiliki oleh sistem ekonomi liberal, islam memiliki solusi untuk menerapkan sistem ekonomi islam. Karena selain sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri, juga lebih baik secara normatif. Dapat dikatakan seperti itu, karena dalam sistem ekonomi islam ini menggabungkan kebaikan dari kedua sistem ekonomi tersebut tanpa mengambil keburukannya. Berikut kelebihan sistem ekonomi islam dibandingkan sistem ekonomi lainnya : 

1) Kebebasan Perseorangan 
Dalam Islam diperbolehkan kepada umatnya untuk mendapatkan apa yang dinginkannya dengan segenap kekuatan, kemampuan, keterampilan, dan ilmu pengetahuan yang ia miliki. Dengan cara yang benar dan tidak bersinggungan dengan masyarakat dan moral. Islam pun menyadari akan ketidaksamaan hasil yang didapat seseorang tergantung kepada usaha nya. Oleh sebab itu dalam islam tidak diperbolehkan adanya kekayaan yang bertumpu pada seseorang atau sebuah kelompok kecil (sentralisasi). Sehingga islam memberikan solusi yang kita kenal peraturan zakat (Infak, sedekah dan berbagai hal yang bersifat sukarela). 

2) Hak terhadap Kekayaan (Hak Milik) 
Islam mengakui akan adanya hak perseorangan untuk memiliki kekayaan, tetapi tetap harus memiliki batasan agar tidak membahayakan kepentingan masyarakat bersama. Meskipun begitu islam tetap membuat hubungan antara masyarakatnya agar tercipta kerukunan. Sehingga dua kedudukan yang berbeda tidak menjadi pemisah yang dapat menyebabkan perselisihan antara keduanya. 

Meskipun begitu, islam tidak menghendaki seseorang untuk menggunakan hartanya secara semena-mena dan berfoya-foya. Oleh sebab itu Islam mengingatkan kepada masyarakat bahwa sanya kepemilikan harta itu tidak mutlak. Karena terdapat hak dan kewajiban seseorang dalam harta tersebut. Dan dalam kondisi tertentu jika harta tersebut harus dikeluarkan untuk kepentingan masyarakat maka harus dikeluarkan. Baik dalam bentuk zakat, infak, maupun sedekah. Sebagaimana firman Allah SWT : 

مَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَىٰ فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنْكُمْ ۚ وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ 

Artinya : 
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. 
(Q.S. Al-Hasyr [59]: 7) 


BAB III 
PENUTUP 

A. Kesimpulan 
Dari hasil pembahasan tadi dapat disimpulkan bahwa dalam sistem ekonomi liberal terdapat banyak kekurangan terutama dalam hal moral yang berhubungan dengan masyarakat. Yang cenderung mendorong terhadap semakin parahnya tingkat pengangguran dan kesenjangan ekonomi di masyarakat. Oleh sebab itu, Islam memberikan solusi untuk menutupi kekurangan tersebut dengan sistem ekonomi islam. Dimana salah satu solusi nyatanya yaitu dengan zakat, infak, dan sedekah. 

B. Saran 
Akan lebih baik jika seluruh dunia mulai menerapkan sistem ekonomi islam dan berhenti menggunakan sistem ekonomi liberal yang mendorong akan pengganguran dan kesenjangan ekonomi. Tanpa mempermasalahkan konteks agama islam itu sendiri sebagai permasalahan. Karena dalam hal ini bukan hanya islam saja tetapi agama lain pun memprioritaskan moral dan kemanusiaan. Sehingga mengurangi kesenjangan ekonomi yang merupakan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan dapat terwujud. 


DAFTAR PUSTAKA 

Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. 

Fatoni, Siti N. (2014). Pengantar Ilmu Ekonomi (Dilengkapi Dasar-dasar Ekonomi Islam). Bandung: CV Pustaka Setia. 

Grossman, Gregory. (2004). Sistem Sistem Ekonomi. Jakarta: PT Bumi Aksara (Cetakan Ketiga, November 1995) 

Sutopo, Agus., Arthati, Dian F., & Rahmi, Utari A. (2014). Kajian Indikator Sustainable Development Goals (SDGs). Jakarta: Badan Pusat Statistik. 

Wikipedia Bahasa Indonesia, Liberalisme. 

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ekonomi Liberal. 



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel