-->

Fenomena Banjir di Bandung Menurut Sudut Pandang Ilmu Administrasi

Oleh : Muhammad Rizki Mulyanudin (Ilmu Administrasi Publik Unpad 2017)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat musim penghujan datang, isu apakah yang sering kita dengar di berbagai media masa? Benar sekali, Banjir. Fenomena yang satu ini memang sudah menjadi isu tahunan yang selalu kita dengar di setiap media masa saat musim penghujan datang. Hampir di setiap penjuru negeri ini fenomena ini terjadi. Baik di pedesaan yang infrastrukturnya terbatas, maupun di kota metropolitan sekali pun. Bahkan di Ibu kota sekali pun fenomena ini bagaikan sebuah labirin yang jalan keluar untuk mengatasinya belum ditemukan hingga saat ini. Satu demi satu pergantian pemimpin terjadi, namun tak kunjung membuahkan hasil. Masalah ini pun terjadi di Bandung, yang notabene adalah sebuah kota metropolitan yang merupakan Ibu kota Jawa Barat. Dan merupakan kota tercepat dalam perkembangan kota di Indonesia. Lantas apa yang terjadi? Mengapa masalah ini masih terus menghatui di setiap musim penghujan? Di sebuah kota yang tingkat pembangunan nya sangat cepat dan tak seharusnya masalah tersebut terjadi.


Hal ini mengingatkan saya pada sebuah fenomena Banjir di Bandung yang terjadi pada Selasa, 15 November 2016. Berikut sekilas berita nya; “BANDUNG, KOMPAS — Bencana banjir di Cekungan Bandung merupakan dampak kerakusan manusia membangun di lahan yang tak sesuai peruntukan. Posisi Kota Bandung semestinya tak banjir sebab memiliki kontur miring yang bisa membuang air hujan ke 47 sungai yang melewati kota ini.” Dalam berita diatas jelas terlihat ada hal yang janggal mengenai mengapa masalah tersebut dapat terjadi. Oleh sebab itu saya memutuskan untuk menganalisis mengenai penyebab terjadinya fenomena ini dari sudut pandang ilmu administrasi dan berusaha mencoba untuk mencari jalan keluar dari masalah ini. Terutama yang terjadi di daerah yang saya tinggali yaitu Kota Bandung.

B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab terjadinya masalah Banjir di Bandung menurut sudut pandang ilmu administrasi?
2. Apa solusi untuk mengatasi masalah Banjir di Bandung menurut sudut pandang ilmu administrasi?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui lebih lanjut masalah yang dihadapi dan menemukan solusi untuk mengatasinya, menurut sudut pandang keilmuan Ilmu Administrasi.

D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan solusi untuk mengatasi Banjir di Bandung berdasarkan sudut pandang Ilmu Administrasi.
2. Memberikan bahan penelitian bagi para peneliti selanjutnya yang melanjutkan penelitian mengenai masalah ini.


BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Fungsi Fungsi Manajemen
Menurut Dalton E. Mc. Farland dalam bukunya, menyebut “Fungsi daripada pimpinan” (The function of Executive/management) yang terbagi ke dalam 3 fungsi, (dengan akronim POCO) yaitu :
1) Perencanaan (Planning)
2) Pengorganisasian (Organization)
3) Pengawasan (Controling)
(Dalton E. Mc. Farland: Management Principles and Practies, pages 42-43)

1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan berarti memutuskan tujuan berdasarkan ramalan apa yang akan terjadi dalam waktu yang akan datang (forecasting = melihat ke depan). Di dalam forecasting dipertimbagkan tentang apa yang akan terjadi (kecenderungan/trends) perubahan (change) dan masalah masalah pada waktu yang akan datang itu. Seperti :
a. Apa yang harus dikerjakan (what must be done)
b. Mengapa harus dikerjakan (why must be done)
c. Dimana dikerjakan (where will be done)
d. Kapan dikerjakan (when will be done)
e. Siapa yang akan mengerjakan (who will be done)
f. Bagaimana hal tersebut akan dikerjakan (how will it be done)

Apabila pertanyaan-pertanyaan tersebut ditelaah lebih mendalam, maka tiada lain yang terkandung dalam perencanaan adalah, pertama menentukan tujuan-tujuan (objectives) atau sasaran-sasaran (goals) yang akan dicapai, dan kedua; pendayaan sumber sumber daya manusia dan materil (human and material resources) serta waktu (time)

Oleh sebab itu Mc. Farland membedakan tujuan-tujuan tersebut kedalam rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Rencana jangka pendek biasanya lebih mendekati kebenaran (acceptable) sedang rencana jangka panjang lebih besar memungkinkan penyimpangannya.

Adapun tujuan-tujuan dilaksanakannya perencanaan adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan adalah jalan atau cara mengantisipasi dan merekam perubahan (a way to anticipate and offset change).
2) Perencanaan memberikan pengarahan (direction) kepada administrator-administrator ataupun non-administrator.
3) Perencanaan juga bisa menghindari ataupun setidaknya memperkecil atau tumpak-tindih dan pemborosan (wasteful) pelaksanaan aktivitas-aktivitas.
4) Perencanaan merupakan tujuan-tujuan dan standar-standar yang akan digunakan untuk pengawasan.

2. Pengorganisasian (Organization)
Disamping mengatur sumber-sumber yang dibutuhkan untuk meraih tujuan yang lebih efektif, yang lebih penting disini adalah mengatur factor manusia yang diserahi tugas-tugas dalam pelaksanaan kerja (organizing work-staffing) dan melimpahkan wewenang dan tanggung jawab terhadap orang yang memegang kekuasaan

Oleh karena itu pengorganisasian sangat penting dalam fungsi manajemen, sebab:
1) Mewujudkan struktur organisasi
2) Uraian tugas dari setiap bagian-bagian dalam organisasi menjadi jelas.
3) Wewenang dan tanggung jawab menjadi jelas.
4) Memperlihatkan antar-tugas atau atau pekerjaan dari setiap unit organisasi.
5) Sumber daya manusia dan material yang dibutuhkan dapat diketahui.

Untuk memperoleh hasil pengorganisasian yang baik, perlu diperhatikan langkah-langkah berikut :
a. Mengetahui tujuan
b. Membagi habis pekerjaan dalam unit organisasi
c. Menggolongkan kegiatan kedalam unit yang operasional atau praktis.
d. Menentukan wewenang dan tanggung jawab
e. Menentukan atau menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan
f. Memilih dan menempatkan dan menugaskan personil sesuai dengan keterampilan manajerial yang dimiliki
g. Mendelegasikan wewenang

3. Pengawasan (Controling)
Pengawasan ialah untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, bila perlu dengan mengadakan perubahan-perubahan atau pembetulan secukupnya.

Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa, proses pengawasan pada garis besarnya mengandung langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :
1) Menentukan objek-objek yang akan diawasi.
2) Menentukan standar sebagai alat ukur pengawasan atau yang mengambarkan pekerjaan yang dikehendaki.
3) Menentukan prosedur, waktu dan teknik yang dipergunakan.
4) Mengukur hasil kerja yang dilaksanakan.
5) Membandingkan antara hasil kerja dengan standar untuk mengetahui apakah ada perbedaan.
6) Melakukan tindakan-tindakan perbaikan terhadap sesuatu penyimpangan atau penyimpangan-penyimpangan yang berarti (significant).

Semua hal itu dilakukan untuk mencapai tujuan fungsi pengawasan itu sendiri, antara lain :
1) Mencegah terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang telah ditentukan
2) Agar proses kerja sesuai denga prosedur yang telah digariskan atau ditentukan
3) Mencegah atau menghilngkan hambatan dan kesulitan yang akan, sedang atau mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan.
4) Mencegah penyimpangan penggunaan sumber daya.
5) Mencegah penyalahgunaan otoritas dan kedudukan.


BAB III
ANALISIS

A. Penyebab Terjadinya Banjir di Bandung Menurut Sudut Pandang Ilmu Administrasi
Dapat dilihat bahwa penyebab utama terjadinya Banjir di Bandung adalah tidak berjalan lancarnya fungsi manajemen disana. Salah satunya adalah perencanaan yang tidak matang. Ini dapat dilihat dari pembangunan infrastruktur yang tidak selaras dengan infrastruktur alam. Sehingga pembangunan justru menjadi boomerang yang mendatangkan bencana. Selain itu ketidak selarasan antara target lingkungan hijau yang disediakan untuk menjadi daerah resapan pun menjadi kesalahan yang fatal bagi pemerintah dalam hal perencanaan.

Selain perencanaan, fungsi pengorganisasian disini pun mengalami permasalahan. Seperti tidak adanya pendelegasian wewenang antara pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Bandung Bagian Utara yang menyebabkan lokasi yang strategis menjadi mati dan dimanfaatkan pihak luar. Dan tidak adanya koordinasi dengan pihak luar seperti akademisi pun menjadi satu hal yang disayangkan. Karena solusi-solusi yang ditawarkan oleh pihak akademisi seperti ITB dalam hal ini untuk mengatasi maslah tidak dapat dimanfaatkan dengan baik.

Fungsi pengawasan disini pun tidak berjalan dengan semestinya. Hal ini sangat memprihatinkan karena hampir 40 000 hektar dengan 350 pengembang menguasai kota Bandung tercinta kita. Dengan pembangunan yang tidak memperhatikan aspek lingkungan dan sosial budaya. Dimana kah sistem pengawasan pemerintahan kita saat ini? Bahkan dalam beberapa kasus perizinan antara pusat dan daerah mengalami ketidak selarasan. Ini membuktian fungsi pengawasan saat ini yang sangat lemah.

B. Solusi Mengatasi Banjir di Bandung Menurut Sudut Pandang Ilmu Administrasi
Adapun solusi yang saya tawarkan dalam mengatasi permasalahan ini antara lain :
1) Melakukan perencanaan yang matang, yang meskipun terjadi pergantian kepemimpinan tetap dapat dijalankan.
2) Konsisten dalam mencapai tujuan yang telah ditentutakan dalam perencanaan.
3) Memberikan hak otonomi kepada daerah yang benar-benar berpotensi dan memberikan dukungan semaksimal mungkin.
4) Melakukan hubungan kerja sama dengan pihak luar, karena masalah yang dihadapi akan lebih mudah diselesaikan jika bersama-sama.
5) Melakukan pengawasan seketat mungkin dan tidak memberikan kebebasan berlebih terhadap pihak pengembang.
6) Berkomitmen kuat dalam menjalankan pengawasan dengan tidak melakukan KKN.


BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Bahwa dalam setiap sendi kehidupan perlu adanya suatu pengelolaan. Terlebih dalam hal yang berhubungan dengan kepentingan umum. Karena tanpa suatu pengelolaan yang baik akan timbul sebuah permasalahan. Seperti permasalahan Banjir yang terjadi di Bandung akhir akhir ini. Suatu pengelolaan berawal dari sebuah perencanaan. Jika perencanaan nya tidak baik, maka bagaikan efek domino ketidakteraturan akan terus terjadi. Oleh sebab itu lebih baik berpikir sejenak sebelum bertindak.

B. Saran
Saya sadar bahwa makalah yang saya susun ini jauh dari kata sempurna. Namun semoga makalah ini sedikit lebih dapat membantu peneliti lainnya dalam mengungkap penyebab masalah ini dan menghasilkan solusi yang lebih baik dan dapat direalistiskan. Terutama dalam menggali lebih jauh tentang komunikasi dan kebijakan publik. Sehingga pemerintah selanjutnya dapat lebih terencana dalam melakukan pembangunan. Dan menghilangkan permasalahan Banjir yang terjadi sampai saat ini.


DAFTAR PUSTAKA

Silalahi, Ulbert. 2016. Studi Tentang Ilmu Administrasi. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Handayaningrat, Soewarno. 1990. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: CV Haji Masagung

Pasolong, Harbani. 2008. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta

Kompas, Harian. “Banjir Bandung, Kerusakan Memicu Bencana”. 21 November 2017. http://regional.kompas.com/read/2016/11/15/15010081/banjir.bandung.kerakusan.memicu.bencana?page=all

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel