Motivasi Pelayanan Publik dalam Sektor Ketenagakerjaan
Tuesday, May 12, 2020
Edit
Oleh : Muhammad Rizki Mulyanudin (Ilmu Administrasi Publik Unpad 2017)
1. Latar Belakang
Banarjee berpendapat bahwa karyawan yang puas secara internal, senang, dan termotivasi adalah karyawan yang produktif dalam organisasi yang berkontribusi secara efisien dan efektif, yang pada akhirnya mengarah kepada memaksimalkan laba (2015: 3957). Motivasi merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah pelayanan bahkan sulit untuk dipisahkan. Karena motivasi adalah dorongan yang dimiliki seseorang untuk dapat bekerja secara optimal, termasuk dalam pelayanan. Oleh sebab itu penting bagi kita untuk mempelajari motivasi pelayanan publik (PSM) yang dimiliki oleh provider atau penyedia layanan yang dalam cakupan terkecilnya yaitu karyawan atau sektor ketenagakerjaan. Terlebih di era yang sekarang ini banyak permasalahan dalam motivasi karyawan yang disebabkan oleh organisasi dan lingkungan sekitarnya. Seperti kecocokan pilihan kerja dengan PSM dan realita di lapangannya. Maka dari itu merupakan kewajiban kita untuk menemukan solusi menyelesaikan permasalahan tersebut. Salah satunya dengan mempelajari penerapannya di negara-negara lain.
2. Tinjauan Pustaka
No
|
Nama jurnal
|
Tahun
|
Judul paper
|
Key words
|
Dimensi
|
Temuan/kebaruan
|
Kesimpulan
|
Ket
|
1.
|
Journal of
Public Administration Research and Theory
|
1996
|
Measuring
Public Service Motivation: An Assessment of Construct Reliability and
Validity
|
PSM, Reliability, Validity.
|
Public Service Motivation
|
Daya tarik untuk pembuatan kebijakan publik, komitmen
untuk kepentingan publik, kasih sayang, dan pengorbanan diri
dikonfirmasi sebagai dimensi motivasi layanan publik. |
Empat
dimensi motivasi pelayanan public tersebut merupakan poin penting dalam PSM scale yang dikemukakan oleh Perry dan Wise.
|
|
2.
|
Journal of Public Administration
Research and Theory
|
2012
|
Public Service Motivation and
Employment
Sector: Attraction or
Socialization?
|
PSM, Employment.
|
Public Service Motivation
|
Studi ini telah menunjukkan bahwa ketika mempelajari
satu profesi yang melakukan tugas yang sangat mirip di sektor publik dan swasta, PSM mungkin kurang penting dalam proses rekrutmen, tetapi itu tentu saja penting pada tahap pasca-tugas. |
Dalam
sektor ketenagakerjaan PSM tidak
terlalu berperan penting dalam proses rekrutmen. Namun sangat bermanfaat
ketika digunakan saat tugas sudah selesai dilakukan.
|
|
3.
|
Journal of Public Administration Research and Theory
|
2009
|
Testing the Structure of Public Service
Motivation in Korea:
A Research Note
|
PSM, APM.
|
Public Service Motivation
|
Kami menemukan bahwa four factor struktur PSM dapat diterapkan di Korea, tetapi
dalam urutan model kedua, diragukan apakah
dimensi daya tarik untuk pembuatan
kebijakan publik adalah dimensi yang valid dari PSM.
|
Model
tiga faktor dengan tanpa dimensi daya tarik untuk pembuatan kebijakan public
merupakan model yang tepat diterapkan di Korea.
|
|
4.
|
Journal of Public Administration Research and Theory
|
2013
|
Public Service Motivation and Employee
Outcomes in the Egyptian Public Sector:
Testing the Mediating Effect of
Person-Organization
Fit
|
PSM, P-O.
|
Public Service Motivation
|
Penelitian kami
memberikan bukti pentingnya
kecocokan antara nilai individu dan kelompok (P-O) di organisasi sektor publik dibahwa efek dari PSM adalah kontingen yang berada pada tingkatan kesesuaian antara karyawan dan organisasi publik. |
Penerapan
PSM di Mesir menunjukan kecocokan
nilai individu dan organisasi dipadukan dengan PSM merupakan komposisi yang sangat tepat dalam meningkatkan
produktivitas karyawan.
|
|
5.
|
Journal of Public Administration Research and Theory
|
2012
|
Investigating the Structure and Meaning
of Public Service Motivation across
Populations: Developing an
International
Instrument and Addressing Issues of
Measurement
Invariance
|
PSM, International.
|
Public Service Motivation
|
Makna bersama dan penskalaan PSM tidak umum, tetapi di sana
terdapat pola kesamaan yang dapat diidentifikasi di PSM di seluruh negara yang memiliki nilai budaya yang sama, bahasa, tingkat perkembangan, atau kedekatan geografis. |
Meskipun
metode penerapan skala PSM tidak
selalu sama di setiap negara. Namun di negara-ngara tertentu yang memiliki
kesamaan, penerapan yang sama dan efektif mungkin saja dapat terjadi.
|
|
6.
|
Journal of Public Administration Research and Theory
|
2011
|
The Effects of Public Service
Motivation on
Job Choice Decisions: Disentangling the
Contributions of Person-Organization
Fit
and Person-Job Fit
|
PSM, Person, Job.
|
Public Service Motivation
|
Sektor pekerjaan belum tentu merupakan jaminan yang
akurat untuk menilai organisasi
atau kegiatannya. Sebaliknya,
untuk memahami efek potensial dari
PSM, kita harus mempertimbangkan (daripada menerima begitu saja) sejauh mana suatu organisasi sebenarnya berbagi nilai layanan publik individu dan menawarkan pekerjaan yang lebih mungkin untuk memberikan kesempatan bagi karyawan untuk bertindak atau memenuhi nilai-nilai ini. |
Pilihan
sektor pekerjaan yang tepat belum menentukan penerapan PSM yang baik. Tergantung sejauh mana organisasi dapat mengenbangkan
nilai-nilai dalam PSM ini.
|
3. Metode
Metode yang digunakan adalah SLR (Systematic Literature Review) yaitu suatu metode yang mengidentifikasi, menilai dan menginterpretasi semua temuan pada suatu topik yang sama. Dalam hal ini tindakan awal yang dilakukan adalah menentukan topik yang akan dibahas yaitu public service motivation yang kemudian lebih dikerucutkan kedalam aspek ketenagakerjaan. Setelah itu mulai mencari jurnal yang berhubungan dengan pembagian 6 jurnal berisi konsep motivasi pelayanan public di sektor ketenagakerjaan, 3 jurnal mengenai realita di lapangan. Yang dalam hal ini kasus yang terjadi di Indonesia. Dan 2 lainnya merupakan jurnal tambahan pendukung. Dimana dari konsep tersebut akhirnya dihubungkan dengan realita yang ada. Karena tujuan dari metode ini adalah pada akhirnya untuk menjawab pertanyaan di awal yang masih bias. Metode SLR dilakukan secara sistematis dengan mengikuti tahapan dan protokol yang memungkinkan proses literature review terhindar dari bias dan pemahaman yang bersifat subyektif dari penelitinya (Wahono, 2015: 10). Hingga menghasilkan kesimpulan yang dapat diterima dan diakui secara umum.
4. Pembahasan
Pencocokan-misi memang mengarah ke upaya yang lebih tinggi: individu yang bermotivasi pro-sosial bekerja lebih keras untuk misi pro-sosial (Banuri, 2016: 35). Realita di lapangan menunjukan bahwa kecocokan antara nilai yang dimiliki individu dan kelompok dapat mendorong motivasi karyawan untuk bekerja lebih baik. Ketika seorang karyawan dengan nilai PSM yang tinggi ditempatkan di organisasi sosial dengan upah yang rendah maka dia tidak akan bermasalah dengan hal itu. Karena baginya nilai sosial yang diberikan berada diatas nilai materil. Dan hal yang sama tidak akan terjadi kepada karyawan dengan nilai PSM yang rendah bila ditempatkan di organisasi sosial dengan upah yang rendah. Dia tidak akan bekerja secara maksimal dan bahkan lama kelamaan akan mengundurkan diri. Contoh nyata dari teori ini adalah kinerja pegawai STAN yang jauh lebih baik dibandingkan dengan pegawai yang setara dengannya di dalam organisasi pemerintahan.
Selain itu realita di lapangan juga menunjukan bahwa pergeseran nilai PSM pada satu karyawan dapat terjadi. Hal inilah yang terjadi pada profesi guru saat ini. Termotivasi oleh faktor-faktor altruistik dan intrinsik dan diinformasikan oleh pengalaman pendidikan mereka sendiri, pandangan para calon guru ini karir masa depan mereka sebagai multifaset, bergeser dari waktu ke waktu, dan memimpin untuk peluang kepemimpinan lingkup luas (Reeves, 2016: 184). Di awal menjalani pekerjaan, nilai PSM guru cukup tinggi dengan komitmen penuh untuk mengajar dengan tujuan pelayanan publik. Akibat dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh guru mereka saat mereka menimba ilmu. Namun seiring berjalannya karir, ketika mereka melihat peluang komersil yang ada maka mereka memutuskan untuk membagi fokusnya antara mengajar dengan tujuan melayani publik dan mengajar dengan tujuan meraup untung. Hal inilah yang terjadi di dunia profesi guru di Indonesia saat ini.
5. Kesimpulan
Motivasi pelayanan publik (PSM) berhubungan erat dengan sektor ketenagakerjaan. Oleh sebab itu terdapat beberapa konsep yang ada, seperti waktu yang tepat menggunakan nilai PSM, penerapan nilai PSM yang tepat di negara tertentu, hubungan kecocokan nilai individu dan organisasi dengan PSM, hubungan PSM dan kecocokan memilih tempat kerja dengan nilai PSM dan lain sebagainya. Konsep-konsep tersebut lahir tidak lain adalah untuk mendorong produktifitas dari para karyawan agar dapat memberikan pelayanan yang optimal. Karena realita di Lapangan menunjukan kesesuaian dengan konsep yang telah ada. Sehingga memudahkan bagi para pimpinan atau manajer untuk menetapkan kebijakan. Maka dari itu diperlukan penelitian-penelitian lainnya yang membahas mengenai hal ini agar manfaat yang dirasakan akan jauh lebih terasa.
Daftar Pustaka
Andersen, L, B., Heinesen, E., Holmpedersen, L. (2014). How Does Public Service Motivation Among Teachers Affect Student Performance in Schools? Journal of Public Administration Research and Theory, 24, 651-671.
Banarjee, A. (2015). Integrating human motivation in service productivity. Procedia Manufacturing 3, 3591 – 3598.
Banuri, S., & Keefer, P. (2016). Pro-social motivation, effort and the call to public service. European Economic Review, 83, 139–164.
Busch, P, A., Henriksen, H, Z., Saebo, O. (2018). Opportunities and challenges of digitized discretionary practices: a public service worker perspective. Government Information Quarterly, 09, 1-10.
Christensen, R, K., & Wright, B, E. (2011). The Effects of Public Service Motivation on Job Choice Decisions: Disentangling the Contributions of Person-Organization Fit and Person-Job Fit. Journal of Public Administration Research and Theory, 21, 723-743.
Gould-Williams, J, S., Mostafa, A, M, S., Bottomley, P. (2012). Public Service Motivation and Employee Outcomes in the Egyptian Public Sector: Testing the Mediating Effect of Person-Organization Fit. Journal of Public Administration Research and Theory, 25, 597-622.
Kim, S. (2009). Testing the Structure of Public Service Motivation in Korea: A Research Note. Journal of Public Administration Research and Theory, 19, 839-851.
Kim, S., Vandenabeele, W., Wright, B, E., Andersen, L, B., Cerase, F, P., Christensen, R, K., et al. (2012). Investigating the Structure and Meaning of Public Service Motivation across Populations: Developing an International Instrument and Addressing Issues of Measurement Invariance. Journal of Public Administration Research and Theory, 23, 79-102.
Kjeldsen, A, M., & Jacobsen, C, B. (2012). Public Service Motivation and Employment Sector: Attraction or Socialization? Journal of Public Administration Research and Theory, 39, 1-27.
Perry, J, L. (1996). Measuring Public Service Motivation: An Assessment of Construct Reliability and Validity. Journal of Public Administration Research and Theory, 6, 5-22.
Reeves, Y, D., & Lowenhaupt. (2016). Teachers as leaders: Pre-service teachers' aspirations and motivations. Teaching and Teacher Education 57, 176-187.
Wahono, R, S. (2015). A Systematic Literature Review of Software Defect Prediction: Research Trends, Datasets, Methods and Frameworks. Journal of Software Engineering, 1, 1-16.