PARTISIPASI MASYARAKAT RW 1, DS. CIBEUSI, KEC. JATINANGOR, KAB. SUMEDANG DALAM PILPRES TAHUN 2014
Sunday, October 8, 2017
Edit
Oleh : Muhammad Rizki Mulyanudin (Ilmu Administrasi Publik Unpad 2017)
Menurut Wikipedia, Pemilihan umum (disebut Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Dalam konteks ini yang akan dibahas adalah Pilpres tahun 2014 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Termasuk RW 1, Ds. Cibeusi, Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang yang saya tinggali saat ini.
Menurut Wikipedia, Pemilihan umum (disebut Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Dalam konteks ini yang akan dibahas adalah Pilpres tahun 2014 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Termasuk RW 1, Ds. Cibeusi, Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang yang saya tinggali saat ini.
Pencoblosan Pilpres tahun 2014 lalu dilaksanakan pada 9 April 2014. Dimana terdapat dua bakal calon yaitu Jokowi/JK dan Prabowo/Hatta. Yang masing masing calon diusung oleh berbagai partai politik yang berbeda. Mulai dari PDI-P hingga PPP berpartisipasi dengan back ground partai yang berbeda pula. Hal ini tentu berpengaruh terhadap pilihan masyarakat yang memiliki hak suara. Termasuk masyarakat RW 1, Ds. Cibeusi, Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang yang saya tinggali saat ini.
Di RW 1, Ds. Cibeusi, Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang terdapat dua TPS yang diperuntukan bagi 550 orang pemilih. Hal ini sejalan dengan ketentuan pemerintah yang memberikan fasilitas dua TPS bagi RW yang memiliki jumlah pengguna hak suara lebih dari 500 orang. Dari 550 orang tersebut, jumlah perbandingan pengguna hak suara pria dan wanita dapat dikatakan berimbang. Karena jumlah pemilih pria dan wanita cenderung memiliki jumlah yang sama. Meskipun jumlah pemilih pria memang lebih banyak dari jumlah pemilih wanita. Namun sangat disayangkan dengan jumlah pengguna hak suara yang cukup banyak tersebut dan TPS yang telah memadai. Hanya 80% warga yang menggunakan hak pilih mereka. Sedangkan 20% warga lainnya memutuskan untuk tidak memilih. Dengan berbagai alasan, mulai dari bentrok dengan jadwal kerja dll. Meskipun libur nasional, ternyata masih banyak warga yang memutuskan untuk bekerja. Dan yang paling banyak ditemukan adalah karena visi misi kedua calon tidak ada yang sesuai dengan yang dia harapkan. Sehingga akhirnya dia memutuskan untuk tidak memilih.
Selain itu, di RW 1, Ds. Cibeusi, Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang masih sering ditemukan serangan fajar menjelang pencoblosan Pemilu. Baik di Pemilu Presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Dengan sasaran para pengguna hak suara dengan tingkat pendidikan yang rendah dan kemiskinan yang tinggi. Cara ini terbukti berhasil sehingga sering dilakukan para bakal calon yang akhirnya mem-budaya di Masyarakat. Namun meskipun begitu, pelaksanaan Pilpres tahun 2014 di RW 1, Ds. Cibeusi, Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang masih bisa dikatakan cukup baik. Karena partisipasi dan antusiasme Masyarakat masih sangat tinggi terhadap pelaksanaaan Pilpres tahun 2014 lalu. Terbukti dengan tingginya gelombang masyarakat yang mendatangi TPS dengan berbondong bondong.